Gerbang Utama Taman Mini Indonesia Indah |
Aloha!
Ini adalah postingan pertama setelah mengganti nama blog saya dari mtbasudewa.blogspot.com menjadi indiebackpaker.blogspot.com. Mengapa Indie Backpacker? Karena mulai di tahun 2016 ini, saya rutin melakukan perjalanan setiap akhir pekan ke tempat wisata lokal (Dalam hal ini ialah Jakarta) dengan dana seminim mungkin + Sendirian, mandiri, berdikari, ya semacam itulah yang artinya kurang lebih 'Indie' hehe. Ohya, dalam perjalanan saya ini selalu diiringi musik-musik Indie Lokal ataupun mancanegara juga, mungkin itu juga salah satu alasan saya membawa "embel-embel" nama indie sebagai nama blog baru saya. *Ba Dum Tss!*
Okay... Sekarang kita kembali ke fokus awal, sesuai dengan nama judul postingan kali ini yaitu: "Jalan-jalan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) " yang berletak di kawasan Jakarta Timur. Sebenarnya ada banyak cara menuju ke TMII, tapi cara yang paling murah adalah dengan naik Busway dan turun di halte Pinang Ranti, Jakarta Timur. Ohya satu hal penting yang harus diperhatikan adalah kita harus naik bus yang merah single, bukan yg gandengan ya (bus aja gandengan, masa kamu enggak :v) . Lalu setelah turun di halte Pinang Ranti. Kalian keluar dan menyebrang ke depan Tamini Square, setelah itu kalian bisa meneruskan naik angkot apa saja, seperti K40, T15A, dll. Lalu minta ke supir angkotnya untuk diturunkan di Pintu 1 TMII! Dan Taraaa! Kita sampai :)
Ramah! itu adalah kesan pertama saya terhadap pegawai-pegawai TMII (atau lagi hoki aja).
Tiket masuknya seharga Rp 15.000 waktu saya datang ke sana sekitar akhir Februari 2016, untuk mobil dan motor saya lupa nanya hehe :p
Pertama kali masuk langsung disuguhkan pemandangan semacam lapangan yang beralaskan ubin, di sana banyak sekali anak-anak yang bermain layangan. Ohya lapangan itu sepertinya halaman dari sebuah tempat yang bisa dibilang gedung. Namanya Sasono Adiguno Utomo. Bangunan nan megah dan kental akan arsitektur Jawa Tengah ini, sering pula disewa untuk dijadikan tempat syukuran seperti: pernikahan, ulang tahun, dll. Hmm... saya jadi flashback 5-6 tahun lalu, pada saat itu saya pernah datang ke sini juga, menghadiri wisuda Abang saya. bangunannya keren sekali! that's all.
Setelah puas jepret sana sini dan puas mendapatkan foto HI tentang anak kecil bermain layangan, saya memutuskan lanjut jalan ke arah kiri dari bangunan Sasana Adiguno. Di sana terdapat sebuah tempat yaitu: 4 Dimensi studio (yang saya tidak tahu di mana tempat masuknya) dan Snowbay!. Snowbay adalah taman rekreasi berbasis air yang cukup terkenal dengan theme-theme uniknya. Belum pernah ke sana sih, mungkin di lain waktu. Tidak jauh dari Snowbay, perhatian kalian pasti akan langsung tertuju bangunan bergaya pulau Dewata Bali, tepat di seberang dari Snowbay. Bangunan itu adalah 'Museum Indonesia'. Kita diwajibkan membayar bea masuk sebesar Rp 15.000. Tapi saya agak kecewa, karena ternyata museum ini sedang disewa untuk acara pernikahan jadi hanya sebagian saja yang bisa saya kunjungi.
Pintu masuk Museum Indonesia (TMII) |
Museum Indonesia, didirikan melalui filosofi Tri Hita Kirana'A. Yang menjelaskan 3 sumber kebahagiaan manusia. Pertama, hubungan antara manusia, hubungan ke alam, dan yang terakhir hubungan ke Tuhan. Karena filosofi itulah bangunan ini memiliki 3 lantai. Di lantai satu kita disuguhkan dengan baju tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Lumayan lengkap, yang paling menarik perhatian adalah pakaian dari daerah Indonesia Timur, yang begitu detail. Tapi sayang karena di lantai satu ini lintas cahaya masuknya kurang, dengan kamera seadanya saya tidak bisa mendapatkan gambar yg bagus :(
Lalu naik ke lantai 2 tempat alat-alat tradisional, entah itu alat menyalakan api, gelas, dll. Banyak alat-alat khas daerah yang baru saya tahu. Ohya, yang unik di bangunan ini, setiap tangga entah menuju ke atas atau ke bawah di sana biasanya ditaruh patung Garuda yang lumayan eye catching keren banget!
Dan akhirnya ke lantai 3, tempat benda-benda seni. Sedikit menyeramkan sih di sini itu hehehe. Tapi ada satu hal yang saya sendiri bingung mau bilang apa. Jadi, ada sebuah benda berbahan besi yang berbentuk pohon, tapi bukan pohon juga sih. Benda tersebut dinamakan Tree of Life atau pohon kehidupan. Entah saya lupa atau memang tidak ada keterangannya tentang apa makna dari benda seni ini. Bentuknya besar dan tinggi sekitar 5 meter lebih, dan saya lupa taruh foto dalam bentuk digital ini di mana, jadi saya coba ambil foto dari om google yah :v hahaha
Tree of Life (Source: Wikimedia) |
Patung Garuda di tangga Museum Indonesia menuju Lt. 3 |
Setelah puas keliling Museum Indonesia, saya melanjutkan perjalanan. Ngomong-omong pada saat setelah saya keluar dari Museum Indonesia, saya jadi agak malas untuk masuk ke museum-museum yang ada, karena saya baru tahu kalau kita harus beli tiket tersendiri bila ingin masuk museum. Secara, saya kan ingin melakukan perjalanan yang panjang dengan biaya sehemat mungkin hehe. Jadi saya memutuskan hanya mengunjungi anjungan-anjungan yang tidak kalah kerennya (untuk di foto) hehe. Menelusuri jalan barat TMII saya menemukan sekumpulan anjungan yang dimulai dari daerah Sumatera. Seperti: Jambi, Bengkulu, Riau dll. Yang menarik perhatian saya adalah Anjungan Sumatera Selatan, di sana ada papan info yang memberitahukan kalau di dalam anjungan sedia makanan khas Palembang, yang tak lain adalah pempek. Aha! Saya penasaran dengan rasa pempek yang asli. Karena saya merasa rasa pempek yang dijual di Jakarta ini memiliki rasa-rasa yang berbeda, jadi ini saatnya merasakan keotentikan pempek yang asli! (Ohya semoga kesampaian, di tahun ini saya ingin coba traveling ke Palembang hehe) Ternyata oh ternyata pempek-nya sudah soldout (-_-")
Oke kita jalan lagi terussss! Dari segala anjungan yang ada di TMII, terlihat jelas kalau anjungan Sumatera Barat yang paling banyak dikunjungi oleh pengunjung. Entah sedang ada acara kumpul orang-orang Minang atau bagaimana, yang pasti kapasitas anjungan Sumatera Barat overload.
Setelah berjalan terus yang cukup melelahkan (gk bo'ong) akhirnya sampai ke museum anak-anak atau yang biasa dikenal dengan museum Boneka.
Dan seperti dugaan saya sebelumnya ada biaya lagi bila ingin masuk ke museum anak-anak ini. Walaupun lebih murah, kalau tidak salah 10rb rupiah harga tiketnya, tapi saya merasa kurang tertarik untuk masuk ke dalam, karena istana Boneka ini ternyata asilnya lebih kecil daripada foto-foto yang saya lihat selama ini. "Pasti bakal boring" dalam hari saya. Saya pun mencoba foto salah satu ikon TMII ini dari luar gerbang saja.
Sebenarnya saya masih bisa jalan lurus terus sampai ke bagian paling bekalang TMII yaitu tempat percobaan IPTEK, tapi karena hari sudah sore dan saya akhirnya memutuskan untuk kembali ke gerbang utama untuk pulang. Sepanjang perjalanan ke arah pulang ternyata tidak kalah kerennya dengan anjungan-anjungan yang saya temui sebelumnya (walaupun tetap Anjungan Sumatera Barat paling ramai) Di bagian timur TMII ini saya menemui anjungan Sulawesi, Bali dan pulau Jawa (Jateng, Yogya, Jatim, Dll.) dan juga bangunan-bangunan rumah ibadah seperti:
- Vihara Arya Dwipa Arama
- Pura Penataran Agung Kertabhumi
- Gereja Kristen Protestan Haleluya
- Gereja Katolik St. Catharina
- Masjid Pangeran Diponogoro
- Klenteng Kong Miao
Waaaaah! Lumayan juga ya serunya jalan kaki di TMII nan luas, selama lebih dari 4 jam. Akhirnya saya keluar di pintu timur TMII untuk kembali naik kendaraan umum yaitu Gojek (lho?)
Ohya, berikut adalah tips and trick bila jalan-jalan ke TMII:
- Siapkan wadah tempat sampah, entah itu plastik atau apapun. Kalau saya sudah dibiasakan dari kecil untuk "membuang" sampah (kering) di salah satu kantong tas. Untuk yg basah, saya menyiapkan plastik kresek yang ukurannya lumayan besar (dibalut jadi 2)
- Bila haus, tidak perlu takut banyak minum yang bisa mengakibatkan kebelet pipis, karena di sini banyak sekali toilet yang tersebar ada yg berbayar ada yg tidak juga, bergantung hoki juga sih kebelet di mana, hehe.
- Bawa bekal dari rumah. Walaupun harga makanan di kawasan wisata ini tidak terlalu mahal, ada baiknya kalau kita bawal bekal dari rumah, selain kebersihannya bisa dipercaya tentu saja jadi lebih hemat! lagi pula di TMII banyak spot-spot yang bisa digunakan untuk duduk dan makan bekal kita dengan manis.
- Jangan pernah datang pada siang hari! TMII dari dulu sudah terkenal panasnya na'udzubillah. Mungkin karena memang daerahnya banyak terbuka yang tidak tertutupi pohon rindang seperti di sekitar bagian pusat TMII (Pulau Indonesia miniatur). Direkomendasikan datang pada saat pagi hari (sambil Jogging) atau sore hari (sambil bersepeda)
- Kereta Gantung is a must! Setidaknya sekali seumur hidup kalian harus mencoba kereta gantung yang sebenarnya sudah udzur ini, kalian akan dihadapkan bentangan pemandangan TMII yang
biasa ajaLuar biasa! terutama pada saat kalian melihat dari atas dengan jelas gugusan pulau-pulau miniatur di danau pusat TMII. Kalau tidak salah, Harganya sekitar 40rb-an deh. (perjalanan beberapa waktu lalu saya tidak ada niatan untuk naik kereta ini, kan saya backpacker mencoba berhemat (-_-") Kebetulan sudah coba juga sama keluarga)
PHOTOS GALLERY
Penari Kecak, Anjungan Bali. |
Gerbang Pura Penataran Agung Kertabhumi |
Ksatria Berkuda, Anjungan NTT |
Pura Penataran Agung Kertabhumi |
Salah satu sudut Anjungan Sumatera Barat (Agak sulit cari spot yang sepi di sini) |
Istana Boneka / Anak-anak Indonesia |
Klenteng Kong Miao |
Gereja Kristen Haleluya |
Bendera Indonesia di halaman Klenteng Kong Miao |
"Totem" di Anjungan Sumatera Utara |
Gerbang Masuk Anjungan Bali |
Pattern Batak, di Anjungan Sumatera Utara |
Salah satu ikon terkenal TMII, Teater Keong Mas |
Genting Gereja Katolik St. Catharina |
Biaya perjalanan:
- Metromini ke Halte Transjakarta terdekat (Blok M): Rp 4.000
- Tiket Transjakarta ke halte Pn. Ranti: Rp 3.500
- Tiket masuk TMII: Rp 15.000
- Tiket masuk Museum Indonesia: Rp 15.000
- Tiket Kereta Gantung (opsi): Rp 45.000
Total: Rp 83.500,-
Dengan modal 80rb-an kita bisa jalan-jalan puas ditambah pengalaman "terbang" bersama kereta gantung! :D
bagus artikelnya!:)
ReplyDeleteHi! Makasih banyak Nabila, sudah mampir dan baca blog saya. Hehe
DeleteHi! Makasih banyak Nabila, sudah mampir dan baca blog saya. Hehe
Deletemakasih ya, referensi jalan-jalan pas buat saya yang sebatang kara temporary di jakarta ini :')
ReplyDeleteHai! Iya, terima kasih banyak juga sudah mampir di blog sederhana saya :)
DeleteSalam Backpacker!
Mas mau nanya disana kita bisa masuk bawa kendaraan atau jalan kaki sendiri atau ada kendaraan didalam?
ReplyDeleteHalo Mas. Yang bawa kendaraan bisa masuk, tapi langsung ke tempat parkiran. Selanjutnya bisa berwisata dengan jalan kaki atau pakai fasilitas kendaraan Taman Mini. Entah kereta "monorail", sepeda atau kereta gantung.
DeleteMas mau tnya pintu msuk pas turun bis ke pintu msuk taman mini nya jauh ny? Klu kta turun dri bis lalu nyambung ke gerbang taman mini ny nyambung pke apa? Makasi
DeleteHalo Mbak Suci.
Deletekalau turun di koridor busway garuda (Dekat Tamini Square, bisa naik angkot merah dengan kode T (T05, T11)ke pintu I atau pintu II taman Mini.
Jalan kaki lumayan dekat juga kok, sekitar 1 kilo.
Itu jalan kaki? Masuknya di gerbang 1 TMII? Kalo masuk ga bawa kendaraan emang bisa? Terima kasih
ReplyDeleteItu jalan kaki? Masuknya di gerbang 1 TMII? Kalo masuk ga bawa kendaraan emang bisa? Terima kasih
ReplyDeleteIya, kebetulan saya sedang backpacking jadi jalan kaki hehe...
DeleteBawa kendaraan bisa kok :)
Terimakasih infonya
ReplyDeleteTerimakasih infonya
ReplyDeletehalo mas saya rencana mau sendirian main kesana soalnya gak ada temen yg bisa diajak antusias bareng masuk2 museum nih. saya gak bawa kendaraan, jd ngeteng full. klo dr pintu depan tmii satu itu misal gak mau jalan kaki naik apa ya mas? lalu didalam gak ada gojek gt ya? hahahaha. maksudnya biar mengurangi waktu jalan saya.. mau eksplor soalnya.. mohon informasinya ya makasih.
ReplyDeleteHalo.
DeleteDi sana ada sepeda yg disewain kok :)
Lumayan menghemat waktu lho.
Kalau butuh teman jalan, kebetulan hari Minggu ini saya juga ada rencana mau ke TMII (lagi), mungkin bisa bareng?
DM saja di Instagram saya: @tegarbasudewa
Kalo ngajak anak under 3 th utk keliling ada fasilitas nya gk ya? Tks
ReplyDelete